
RiuhOnline — ASUS resmi meluncurkan laptop berbasis kecerdasan buatan (AI) pertamanya, ASUS Zenbook AI, yang diklaim sebagai perangkat revolusioner dalam dunia komputasi modern. Peluncuran ini disambut antusias oleh penggemar teknologi di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Perangkat terbaru ini mengusung prosesor generasi terbaru dari Intel dengan dukungan Neural Processing Unit (NPU) terintegrasi, yang memungkinkan berbagai fungsi AI berjalan secara lokal tanpa koneksi internet. ASUS juga menyertakan fitur asisten cerdas yang dapat melakukan pengeditan dokumen otomatis, pengelolaan jadwal, hingga pembuatan konten berbasis perintah suara.
“Zenbook AI dirancang untuk mendukung produktivitas masa depan, di mana AI menjadi bagian dari aktivitas sehari-hari pengguna,” ujar Johnny Shih, Chairman ASUS, dalam konferensi pers global yang diadakan secara daring pada Selasa (15/4/2025).

Dari segi desain, laptop ini tampil dengan bodi tipis berbahan aluminium daur ulang, layar OLED 14 inci beresolusi 3K, serta daya tahan baterai hingga 18 jam. ASUS juga menjanjikan privasi pengguna tetap terjaga melalui sistem enkripsi data dan kontrol penuh atas akses AI.
Namun, dengan harga peluncuran sebesar Rp28 juta, banyak calon konsumen mempertanyakan apakah Zenbook AI layak untuk dibeli. Beberapa pengulas teknologi menyatakan bahwa meskipun fitur AI-nya inovatif, belum semua pengguna memerlukan teknologi tersebut dalam keseharian.
“Ini adalah laptop untuk mereka yang benar-benar membutuhkan efisiensi tinggi dan memiliki mobilitas tinggi dalam bekerja. Jika hanya untuk penggunaan dasar seperti mengetik dan menonton video, rasanya masih banyak pilihan lain yang lebih hemat biaya,” kata Aditya Pratama, analis teknologi dari TeknoToday.
Meski demikian, ASUS Zenbook AI tetap menjadi simbol arah baru industri laptop ke ranah AI-first, yang diprediksi akan menjadi tren utama dalam beberapa tahun ke depan.
Kesimpulan: Dengan fitur mutakhir dan performa tinggi, Zenbook AI menjadi pilihan menarik bagi profesional dan kreator konten. Namun, bagi pengguna kasual, harga tinggi dan fitur yang belum terlalu relevan bisa menjadi pertimbangan besar sebelum membeli.
Penulis : Ygy
Sumber : cnet.com