
Riuh Online — Virgil van Dijk, bek andalan Liverpool dan kapten Timnas Belanda, memiliki kisah masa kecil yang tak banyak diketahui orang. Lahir di Breda, Belanda, pada 8 Juli 1991, Virgil berasal dari keluarga campuran: ayahnya, Ron van Dijk, adalah warga Belanda, sedangkan ibunya, Hellen Chin Fo Sieeuw, memiliki darah keturunan Suriname dan Indonesia, khususnya dari Maluku. Warisan budaya ini membentuk karakter kuat dalam diri Virgil, yang kemudian tumbuh menjadi salah satu bek terbaik dunia.
Di balik gemerlap kariernya, ada kisah pahit yang membekas dalam perjalanan hidupnya. Sejak kecil, Virgil harus menghadapi perpisahan orangtuanya. Saat berusia 11 tahun, ayahnya meninggalkan keluarga mereka tanpa banyak penjelasan. Hubungan yang retak ini membuat Virgil lebih dekat dengan sang ibu, yang kemudian menjadi sosok terpenting dalam hidupnya. Sejak saat itu, Virgil dan keluarganya memilih untuk menjalani hidup tanpa kehadiran sang ayah.
Keputusan Virgil untuk tidak memakai nama “van Dijk” di punggung jersey-nya adalah bentuk pernyataan pribadi yang penuh makna. Sejak awal karier profesionalnya, ia hanya menggunakan nama “Virgil” sebagai simbol ketegasan sikap terhadap masa lalunya. Pamannya, Steven Fo Sieeuw, pernah mengungkapkan bahwa Virgil sangat terluka atas kepergian ayahnya dan merasa tidak pantas membawa nama keluarga dari sosok yang meninggalkannya.
Kini, Virgil van Dijk dikenal dunia bukan hanya karena prestasi dan ketangguhannya di lapangan, tetapi juga karena keteguhan hatinya menjaga harga diri dan keluarganya. Ia membuktikan bahwa masa lalu yang kelam tidak harus menentukan masa depan, dan bahwa kekuatan sejati lahir dari keberanian untuk berdiri di atas prinsip sendiri.
Penulis : E Sains
Sumber : Okezone bola