
Riuh Online — Para pemimpin bisnis dari Federasi Industri Korea (FKI) berkomitmen menambah investasi sebesar 1,7 miliar dolar AS (sekitar Rp27 triliun) di Indonesia. Komitmen ini disampaikan dalam pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta, pada Senin.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, total investasi dari 19 perusahaan Korea Selatan yang tergabung dalam FKI di Indonesia saat ini telah mencapai 15,4 miliar dolar AS.
“Hari ini, tambahan investasi senilai 1,7 miliar dolar AS akan dikucurkan oleh 19 perusahaan Korea Selatan yang bertemu langsung dengan Presiden,” ujar Airlangga.
Beberapa perusahaan besar Korea yang hadir antara lain Lotte Chemicals, KB Financial, Hyundai Motor, dan POSCO Holdings.
Airlangga menjelaskan, Lotte Chemicals berencana meresmikan pabrik petrokimia mereka pada September atau Oktober 2025. Selain itu, perusahaan ini juga menawarkan participating interest kepada Indonesia, yang secara prinsip telah disetujui Presiden Prabowo. Dana kekayaan negara, Danantara, akan bertugas mengevaluasi dan menindaklanjuti peluang investasi ini.
Dalam pertemuan tersebut, CEO Danantara Rosan Roeslani dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka turut hadir. Airlangga juga menyampaikan, KB Financial melaporkan bahwa operasi bisnisnya di Indonesia kini telah mencetak keuntungan setelah empat tahun berjalan. Sementara itu, Hyundai Motor menyatakan kegiatan operasional mereka di Indonesia berjalan lancar.
POSCO Holdings pun tengah mempersiapkan tahap kedua proyek baja terpadunya bersama Krakatau Steel, dengan target produksi sebesar 10 juta ton.
Di sektor manufaktur, EcoPro tercatat telah menginvestasikan 500 juta dolar AS untuk pembangunan fasilitas peleburan nikel di Morowali. Sedangkan KCC Glass berencana memperluas usahanya di Indonesia.
Tidak hanya itu, LX International akan menanamkan investasi sebesar 500 juta dolar AS untuk sektor pertambangan batu bara, nikel, dan perkebunan.
Menurut Airlangga, Presiden Prabowo secara langsung mendengarkan presentasi dari masing-masing perusahaan Korea dan menegaskan komitmennya untuk memperkuat kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Korea Selatan.
Pertemuan ini berlangsung beberapa waktu setelah pemerintah Indonesia mencoret LG Energy Solution dari proyek konsorsium baterai kendaraan listrik senilai 9,8 miliar dolar AS, yang sebelumnya melibatkan Indonesia Battery Corporation (IBC) dan Aneka Tambang (Antam), akibat keterlambatan proyek yang berlarut-larut.
“Hari ini kita tidak membahas LG. Fokus kita adalah pada Lotte, Hyundai, dan perusahaan-perusahaan Korea lainnya,” tegas Airlangga.
Penulis : E Sains
Sumber : Jakarta Globe