
Riuh Online — Pemerintah Republik Indonesia serius mengupayakan penerapan kecerdasan buatan (AI) dalam kurikulum pendidikan nasional. Gagasan ini pertama kali disampaikan oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam Rapat Koordinasi Evaluasi Kebijakan Pendidikan Dasar dan Menengah pada 11 November 2024. Langkah ini menjadi bagian dari visi besar Indonesia Emas 2045.
Menindaklanjuti usulan tersebut, Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menyatakan dukungannya terhadap penerapan kurikulum AI. Ia telah melakukan pembicaraan dengan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Abdul Mu’ti, untuk menyusun kerangka kurikulum yang relevan. Kurikulum ini direncanakan mulai diterapkan pada tahun ajaran mendatang.
Kurikulum yang disiapkan mencakup materi tentang pemrograman (coding) dan kecerdasan buatan. Selain peningkatan kemampuan digital, siswa juga akan dibekali pemahaman tentang penggunaan teknologi secara etis dan bertanggung jawab. Hal ini diharapkan mampu membentuk generasi yang cakap teknologi sekaligus memiliki integritas.
Dalam rangka memperkuat substansi kurikulum, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) saat ini tengah menjajaki kerja sama dengan Universitas Tokyo, Jepang. Fokus kerja sama mencakup pengembangan pendidikan AI melalui pendekatan teknis dan praktis. Universitas Tokyo dinilai memiliki pengalaman dan keunggulan dalam penerapan teknologi inovatif.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, mengungkapkan bahwa kerja sama ini akan meningkatkan kapasitas pengetahuan serta keterampilan digital generasi muda Indonesia. Dalam pertemuan dengan Profesor Yutaka Matsuo dari Universitas Tokyo, disepakati pentingnya pengembangan kemampuan teknis seperti digital knowledge dan digital skill. Pertemuan berlangsung di Kantor Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) pada 29 April 2025.
Profesor Yutaka Matsuo juga menawarkan kerja sama dalam penerapan AI sebagai solusi atas tantangan kehidupan sehari-hari. Menurutnya, teknologi ini dapat diadopsi untuk memperkuat solusi bisnis dan mendorong lahirnya perusahaan rintisan (startup) berbasis teknologi. Hal tersebut telah sukses diterapkan di Jepang dan berpotensi direplikasi di Indonesia.
Nezar menegaskan bahwa pertemuan tersebut merupakan langkah awal menuju kolaborasi strategis dengan Jepang dalam bidang pendidikan AI. Ia menyatakan optimisme terhadap ketertarikan Prof. Yutaka Matsuo dan ERIA untuk menjalin kemitraan konkret dengan Komdigi. Rencana ini dinilai penting untuk membangun fondasi sumber daya manusia yang siap menghadapi era digital.
Sebagai penasihat Pemerintah Jepang di bidang teknologi AI, Prof. Matsuo dianggap mampu menjembatani kebutuhan industri dengan pendidikan teknologi. Keahliannya diharapkan dapat mempercepat pengembangan kurikulum yang adaptif terhadap dinamika global. Komdigi menyatakan terbuka terhadap peluang kolaborasi internasional untuk mendorong kemajuan teknologi nasional.
Penulis : Ygy
Sumber : uzone.id