
Riuh Online — Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Riau masa khidmat 2024–2026 dibawah kepemimpinan KH R Abdul Khalim Mahali resmi dilantik oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam sebuah acara yang berlangsung khidmat pada Selasa pagi, 27 Mei 2025, bertempat di Balai Serindit, Komplek Rumah Dinas Gubernur Riau, Pekanbaru.
Pelantikan tersebut juga dirangkaikan dengan Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) PWNU Riau, yang mengangkat tema “Bermartabat untuk Indonesia Hebat”. Tema ini menjadi simbol komitmen NU untuk terus memberikan kontribusi terbaik bagi bangsa, khususnya di wilayah Riau, dengan mengedepankan nilai-nilai keagamaan, kebangsaan, dan kemasyarakatan yang berlandaskan Islam Ahlussunnah wal Jama’ah.

Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, baik dari internal NU maupun unsur pemerintahan. Puluhan pengurus dan anggota PWNU Riau dilantik secara resmi, sebagai bentuk pengukuhan dan legalitas organisasi dalam menjalankan roda kepemimpinan yang baru. Momen ini menjadi titik awal bagi PWNU Riau untuk menyusun program kerja strategis yang berdampak langsung kepada umat dan masyarakat luas.
Rangkaian kegiatan diawali dengan pemasangan tanjak oleh Ketua Umum DPH dan MKA LAMR Provinsi Riau, sebuah simbol penghormatan adat Melayu yang menjadi bagian dari kearifan lokal. Acara dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan Mars Nahdlatul Ulama, yang dibawakan secara penuh semangat oleh Muslimat NU Kampar Kiri Tengah. Atmosfer ruangan terasa hangat dan penuh khidmat, mencerminkan semangat persatuan dan kolaborasi antar elemen NU.
Dalam sambutannya, Gubernur Riau Abdul Wahid memberikan apresiasi tinggi terhadap pelantikan ini. Ia tak hanya menyampaikan dukungan penuh kepada NU, tetapi juga berbagi kisah menarik seputar proses pencalonannya sebagai gubernur, yang ia sebut sebagai “kecelakaan politik”.
“Saya tidak mengeluarkan banyak uang, tapi alhamdulillah dipercaya rakyat,” ujar Wahid disambut tepuk tangan peserta. Ia menekankan bahwa kepercayaan masyarakat adalah modal utama dalam kepemimpinan, bukan sekadar logistik atau kekuatan materi.
Tak lupa, Abdul Wahid juga menyelipkan gurauan khas yang mencairkan suasana.
“NU ini agak lain, lain yang dibilang, lain yang dibuat,” katanya sembari tersenyum, menanggapi pernyataan Ketua PWNU yang menyebut dirinya sebagai Gubernur dua periode. Ia bahkan menyarankan agar gedung NU segera dibangun di Riau, sebagai bentuk keseriusan dalam memperkuat eksistensi organisasi.
“Saya akan selalu mendukung apapun yang dilakukan oleh NU di Riau. Ini rumah besar kita bersama,” tutupnya.

Dengan telah dilantiknya pengurus baru, PWNU Riau diharapkan dapat segera menyusun langkah-langkah strategis, memperkuat kaderisasi, membangun sinergi dengan pemerintah dan masyarakat, serta menjadi garda terdepan dalam menjaga nilai-nilai keislaman dan kebangsaan.
Penulis : E Sains