Nasional

Miris, Kasus HIV di Pekanbaru Tembus 191: Anak-anak Ikut Jadi Korban

21
Please log in or register to do it.

Riuh Online — Pemerintah Kota Pekanbaru melalui Dinas Kesehatan mencatat sebanyak 191 kasus infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) hingga pertengahan Juni 2025. Angka ini menunjukkan bahwa penyebaran HIV masih menjadi masalah kesehatan yang serius di Kota Bertuah. Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, dr Fira Septiyanti, mengungkapkan bahwa mayoritas penderita adalah laki-laki yang berada dalam rentang usia produktif, yakni antara 25 hingga 49 tahun.

“Sebagian besar penderita bekerja di sektor swasta dan sebagai pelaku usaha mandiri atau wiraswasta,” jelas dr Fira, Jumat (13/6/2025), seperti dikutip dari Riau Pos. Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa dari total 191 kasus, sebanyak 82 di antaranya berasal dari kelompok dengan orientasi seksual sesama jenis (homoseksual), yang selama ini dikategorikan sebagai kelompok berisiko tinggi dalam penularan HIV.

Yang lebih memprihatinkan, menurut dr Fira, Dinas Kesehatan juga mengidentifikasi adanya kasus HIV pada anak-anak, termasuk balita yang berusia di bawah 4 tahun. Ia menjelaskan bahwa penularan pada anak-anak biasanya terjadi secara vertikal, yakni dari ibu yang sudah lebih dulu terinfeksi HIV. “Penularan biasanya terjadi sejak dalam kandungan, ketika sang ibu mengidap HIV. Misalnya ibu sering berganti pasangan dan tidak menyadari bahwa dirinya membawa virus, lalu menularkannya ke janin,” kata dr Fira.

Meskipun hingga saat ini belum ditemukan laporan kasus AIDS pada tahun 2025, namun dr Fira menegaskan bahwa keberadaan kasus HIV tetap harus menjadi perhatian serius semua pihak. Untuk menekan angka penularan, Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru terus melakukan berbagai upaya pencegahan dan pengendalian, salah satunya melalui edukasi dan sosialisasi yang menyasar berbagai lapisan masyarakat. Pemeriksaan atau tes HIV juga terus didorong, terutama bagi mereka yang berada dalam kelompok berisiko tinggi, agar penanganan bisa dilakukan sedini mungkin.

“Kami mengajak masyarakat untuk tidak takut atau malu memeriksakan diri. Deteksi dini sangat penting agar pengobatan bisa segera dilakukan dan mencegah penularan ke orang lain,” tutup dr Fira.

Penulis : E Sains

Wamendagri Respons Usulan Tambah Usia Pensiun ASN: Harus Dikaji Matang
Ribuan Massa Demo Relokasi TNTN, Tokoh Pelalawan Ragukan Kredibilitas Aliansi AMMP

Reactions

0
0
0
0
0
0
Already reacted for this post.

Reactions

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

GIF

CAPTCHA ImageChange Image