
Riuh Online — Siak, Dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Siak, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Riau di bawah kepemimpinan KH. Abdul Khalim Mahali membawa angin segar dalam kaderisasi dengan menghidupkan tradisi baru: doorprize berbasis pengetahuan sejarah NU.
Inisiatif ini menjadi penutup yang menarik dalam berbagai titik kunjungan kerja. KH. Mahali mengakhiri sambutannya dengan melontarkan pertanyaan kepada para pengurus dari Muslimat NU, Fatayat NU, GP Ansor, Banser, PMII, hingga Pagar Nusa, terkait sejarah Nahdlatul Ulama, termasuk tahun berdiri, para pendiri, dan nama-nama tokoh penting badan otonom NU.
Ketua PWNU Riau itu menyampaikan bahwa dirinya ingin agar para pengurus NU mengetahui sejarah berdirinya NU serta mengenal biografi pendirinya. Ia juga memberikan hadiah berupa uang tunai kepada peserta yang berhasil menjawab dengan benar. Hadiah utama diberikan kepada mereka yang bisa menjawab tentang kitab-kitab klasik, guru-guru pendiri NU, hingga silsilah Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari .
Kegiatan ini disambut antusias oleh para peserta dan dianggap sebagai pendekatan kaderisasi yang menyenangkan dan mengedukasi. Tradisi ini juga dinilai mampu memperkuat identitas kader NU agar tidak hanya aktif secara organisatoris, tetapi juga paham terhadap warisan keilmuan NU.

Sesi doorprize ini dilakukan di setiap lokasi kunjungan: dari MWC NU Kerinci Kanan, MWC NU Dayun, hingga Kantor PCNU Siak di Mempura. Ketiga titik ini menjadi sorotan karena keberhasilannya dalam pembangunan kelembagaan dan ekonomi umat secara swadaya. MWC NU Kerinci Kanan dan Dayun masing-masing memiliki aset lebih dari Rp 4 miliar dan mengelola unit usaha serta lembaga pendidikan.
Doorprize ini menjadi simbol semangat baru dalam tubuh NU Riau. Menurut KH. Mahali, semangat mengetahui sejarah Nahdlatul Ulama perlu terus digemakan, karena NU merupakan organisasi keulamaan yang dilahirkan dari pondok pesantren dan harus dijaga ruh-nya. Ia menekankan pentingnya menghadirkan pemimpin-pemimpin NU yang berkeilmuan, minimal mampu membaca kitab kuning.
Kegiatan kunjungan kerja ini sendiri menjadi tonggak bersejarah, karena merupakan yang pertama kalinya dilakukan PWNU Riau dalam kurun waktu 25 tahun. Di masa kepemimpinan KH. Mahali, PWNU Riau mengusung slogan baru: “Untuk Keilmuan dan Keummatan”—sebuah arah perjuangan yang menekankan pentingnya menggabungkan tradisi intelektual dengan penguatan sosial umat. (r)