Nasional

BBKSDA Riau Pasang Perangkap Harimau Sumatera yang Mangsa Ternak Warga Pelalawan

17
Please log in or register to do it.

Riuh Online — Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau telah mengambil langkah cepat dalam menanggapi konflik antara manusia dan satwa liar, yakni harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) di Desa Pulau Muda, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan. Konflik ini mencuat setelah seekor harimau dilaporkan memangsa ternak milik warga setempat. Kepala BBKSDA Riau, Supartono, S.Hut., M.P., menyatakan bahwa laporan pertama diterima pada Senin, 30 Juni 2025.

“Laporan kami terima dari staf konservasi PT Arara Abadi Distrik Merawang, yang menemukan bangkai sapi dewasa di areal kebun masyarakat. Dugaan kuat, sapi tersebut menjadi korban serangan harimau,” ujar Supartono, seperti dilansir dari mediacenter.riau.go.id, Kamis (3/7). Menanggapi laporan itu, BBKSDA segera mengerahkan tim dari Seksi Konservasi Wilayah I Pelalawan dan berkoordinasi dengan Kepala Bidang KSDA Wilayah I.

Tim lapangan yang dikerahkan terdiri atas empat personel, yaitu Ahmad Fitriansyah, S.Si., Siswiyono, Ali Sonang Harahap, dan Bangkit Ahmad. Bersama pihak perusahaan dan masyarakat sekitar, tim gabungan melakukan pengamanan lokasi serta mengumpulkan data di titik temuan bangkai ternak. Investigasi awal difokuskan pada konfirmasi jejak dan sisa-sisa serangan di sekitar lokasi.

Setibanya di lokasi pada Selasa, 1 Juli 2025, tim langsung memasang camera trap (kamera jebak) serta box trap (perangkap besi) guna memantau dan menangkap harimau jika memungkinkan. “Untuk memancing harimau keluar, kami memasang umpan berupa potongan kaki sapi bagian belakang yang sebelumnya telah dimangsa,” jelas Supartono, dilansir dari mediacenter.riau.go.id.

Sementara itu, sisa bangkai sapi lainnya dikuburkan karena telah membusuk. Upaya ini membuahkan hasil; keesokan harinya, Rabu (2/7), kamera berhasil merekam pergerakan seekor harimau Sumatera jantan dewasa yang melintas di sekitar perangkap. Namun, satwa liar tersebut tidak masuk ke dalam box trap yang telah disiapkan.

Supartono menjelaskan bahwa harimau dalam rekaman dikenali sebagai “Sampali”, individu jantan dewasa yang sebelumnya telah beberapa kali terekam di bentang alam Kerumutan. “Harimau tersebut sudah dikenal dan tercatat. Ia tampak enggan masuk perangkap, kemungkinan karena ukuran box trap terlalu kecil bagi satwa sebesar Sampali,” ujarnya, sebagaimana dikutip dari mediacenter.riau.go.id.

Ia menambahkan, lokasi konflik berada dalam wilayah jelajah alami harimau dan relatif dekat dengan permukiman warga. Lanskap Kerumutan diketahui merupakan habitat penting bagi harimau Sumatera dengan populasi yang cukup tinggi. Sampali diduga memangsa sapi yang dilepasliarkan tanpa pengawasan, sehingga memicu konflik ini.

“Kemungkinan besar, harimau menemukan ternak yang dibiarkan bebas dan tanpa pengamanan. Ini jadi pelajaran penting untuk kita semua agar lebih waspada,” tambah Supartono. Sebagai bentuk mitigasi, BBKSDA Riau mengimbau masyarakat untuk tetap tenang namun meningkatkan kewaspadaan, terutama pada jam-jam rawan. Warga juga diminta menjaga ternak di dalam kandang tertutup dan aman.

Pihak BBKSDA Riau menyatakan akan terus melakukan pemantauan terhadap pergerakan Sampali serta mengevaluasi ukuran dan efektivitas perangkap yang digunakan. “Kami akan menyesuaikan box trap agar lebih layak untuk menangkap harimau dewasa. Proses pemantauan tetap berlanjut,” tutup Supartono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita riuh.online WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vb7HIzq7IUYcp9D91b2Y . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Penulis : Ygy

Artis Sinetron MR Ditangkap Polisi atas Dugaan Pemerasan terhadap Pasangan Sesama Jenis
Guinness World Records Anugerahkan Dua Rekor Sekaligus untuk Jess No Limit

Reactions

0
0
0
0
0
0
Already reacted for this post.

Reactions

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

GIF

CAPTCHA ImageChange Image