
Riuh Online — Agam Rinjani, pendaki asal Makassar, menjadi simbol keberanian dan empati setelah turut mengevakuasi jenazah Juliana Marins (26), pendaki asal Brasil yang jatuh ke jurang di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat. Kisah heroiknya menyentuh hati banyak orang hingga memunculkan inisiatif penggalangan dana sebagai bentuk apresiasi.
Namun, inisiatif donasi tersebut berakhir kontroversi. Mengutip Okezone.com, Selasa (1/7/2025), penggalangan dana melalui platform Voaa itu berhasil mengumpulkan lebih dari R$522 ribu (sekitar Rp1,7 miliar), tetapi mendapat kritik tajam karena potongan biaya sebesar 20 persen untuk operasional dan promosi.
Hal ini memicu kemarahan para donatur, yang menilai platform penyelenggara mengambil keuntungan dari kisah kemanusiaan. Akibat desakan publik, kampanye penggalangan dana itu resmi dibatalkan pada 29 Juni 2025 dan seluruh dana dikembalikan secara otomatis pada 30 Juni.
Agam, yang tergabung dalam komunitas penyelamat “Rinjani Squad”, dikenal sebagai pendaki berpengalaman yang sering terlibat dalam misi evakuasi di medan ekstrem. Dalam momen tragis tersebut, ia menahan tubuh Juliana agar tak jatuh lebih dalam, selama 14 jam penuh di tengah kondisi ekstrem.
“Saat saya melihat Juliana, saya berharap dia masih hidup,” ungkap Agam dalam wawancaranya dengan program Fantástico, seperti dikutip dari Okezone.com.
Keberanian Agam telah menyatukan simpati dari Indonesia hingga Brasil. Meski penggalangan dana dibatalkan, apresiasi dan penghormatan terhadap aksi kemanusiaannya tetap membekas di hati banyak orang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita riuh.online WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vb7HIzq7IUYcp9D91b2Y . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Penulis : E Sains