Nasional

Ditolak AS-China, Prabowo Pantang Mundur Garap Megaproyek Ini

32
Please log in or register to do it.
Presiden Prabowo Subianto saat acara peresmian Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang pada Kamis (20/3/2025).
(Sumber Foto :YouTube/Grand Batang City)

Riuh Online — Presiden RI Prabowo Subianto berencana melanjutkan pengembangan proyek gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) sebagai alternatif pengganti Liquefied Petroleum Gas (LPG). Proyek ini sebelumnya sempat dilirik oleh perusahaan asal Amerika Serikat, Air Products and Chemicals, namun perusahaan tersebut mundur karena dianggap tidak ekonomis. Selain AS, China juga sempat tertarik berinvestasi dalam proyek ini, tetapi akhirnya batal mengimplementasikannya.

Prabowo kini berencana membangun proyek DME dengan sumber dana dari dalam negeri. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut proyek ini akan dilakukan secara paralel di beberapa daerah. Lokasi yang dipilih antara lain Kabupaten Muara Enim dan Ogan Komering Ilir (OKI) di Sumatra Selatan, Kabupaten Tanah Bumbu di Kalimantan Selatan, serta Kabupaten Kutai Timur di Kalimantan Timur.

“Kita juga akan membangun DME yang berbahan baku batu bara berkalori rendah sebagai substitusi LPG. Ini akan dilakukan agar produknya bisa dipasarkan dalam negeri sebagai pengganti impor LPG,” ujar Bahlil Lahadalia, dikutip Senin (24/3/2025).

Pemerintah memastikan pembangunan industri DME kali ini tidak akan bergantung pada investor asing. Pendanaan dan sumber daya akan berasal dari dalam negeri dengan dukungan kebijakan pemerintah. Selain DME, pemerintah juga akan meningkatkan nilai tambah sektor pertambangan, seperti tembaga, nikel, dan bauksit hingga menjadi alumina.

“Sekarang kita tidak butuh investor asing. Dengan kebijakan Bapak Presiden, kita manfaatkan sumber daya dalam negeri. Yang kita perlukan dari luar hanya teknologinya. Jadi kali ini kita tidak bergantung lagi pada pihak lain,” tambah Bahlil.

Investasi Rp 180 Triliun untuk Hilirisasi Batu Bara

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM, Tri Winarno, menyatakan proyek gasifikasi batu bara menjadi DME merupakan bagian dari 21 proyek hilirisasi yang akan dipercepat. Dari seluruh proyek hilirisasi, proyek DME menjadi yang terbesar dengan nilai investasi diperkirakan mencapai US$ 11 miliar atau sekitar Rp 180 triliun.

Dari 21 proyek hilirisasi, terdapat 4 proyek DME, 1 proyek hilirisasi besi, 1 proyek hilirisasi alumina, 1 proyek hilirisasi aluminium, 2 proyek hilirisasi tembaga, dan 2 proyek hilirisasi nikel. “Paling besar DME, totalnya ada 4 proyek DME yang nilainya sekitar US$ 11 miliar,” kata Tri di Gedung Kementerian ESDM, dikutip Rabu (5/3/2025).

Tri memastikan pendanaan proyek DME akan berasal dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Pelaksana proyek masih dalam tahap pembahasan dan berpotensi melibatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). “Nanti pelaksananya bisa BUMN atau pihak lain, masih dalam pembahasan,” ujarnya.

Penulis : Ygy
Sumber : cnbcindonesia

Wamenag Sebut Ormas Minta THR Budaya Lebaran Sejak Dulu
Muhammadiyah Tetapkan 1 Syawal 1446 Jatuh pada Senin, 31 Maret 2025

Reactions

0
0
0
0
0
0
Already reacted for this post.

Reactions

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

GIF

CAPTCHA ImageChange Image