
Riuh Online — Kontraktor pembangunan gedung perkantoran yang runtuh di Bangkok, Thailand, pada Jumat (28/3) lalu disebut menggunakan batang baja yang kualitasnya di bawah standar. Baja tersebut dilaporkan dibuat oleh pabrik yang sudah ditutup oleh pihak berwenang setempat. Kejadian ini terjadi bersamaan dengan gempa besar yang mengguncang Myanmar dengan kekuatan 7,7 skala richter.
Mengutip Bangkok Post, dua sampel batang baja yang dikumpulkan dari lokasi gedung Kantor Audit Negara gagal dalam uji kekuatan yang dilakukan oleh Institut Besi dan Baja Thailand. Dua sampel dengan ukuran berbeda tersebut tidak memenuhi standar yang ditetapkan untuk konstruksi gedung perkantoran yang aman.
Kepala Kelompok Kerja di Kementerian Perindustrian Thailand, Thitipas Choddaechachainun, menyebutkan bahwa logam tersebut dibuat oleh perusahaan yang telah ditutup sejak Desember 2024. Namun, ia tidak menyebutkan nama perusahaan yang dimaksud. Pabrik baja tersebut sebelumnya ditutup karena pelanggaran lain yang terkait dengan kecelakaan kebocoran gas.
Gambar batang baja yang beredar di media lokal menunjukkan merek “Sky”, yang dibuat oleh Xin Ke Yuan Steel Co. Perusahaan tersebut memiliki pabrik di Provinsi Rayong, dan pabriknya sempat ditutup pada Desember setelah insiden kebocoran tangki gas yang menyebabkan lebih dari 2.400 ton baja disita oleh pihak berwenang.
Bangunan setinggi 30 lantai yang runtuh tersebut menjadi satu-satunya bangunan yang mengalami keruntuhan di Bangkok akibat gempa besar yang terjadi di Myanmar. Gempa tersebut menewaskan sedikitnya selusin pekerja dan menjebak puluhan lainnya di dalam gedung yang runtuh.
Penemuan baja yang tidak memenuhi standar ini terjadi di tengah penyelidikan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengungkap penyebab pasti runtuhnya gedung tersebut. Pihak berwenang kini tengah mengumpulkan sampel baja lainnya untuk memastikan lebih lanjut kualitas material yang digunakan dalam konstruksi gedung.
Xin Ke Yuan Steel Co., yang merupakan perusahaan baja asal Tiongkok, kini menjadi sorotan di Thailand. Gedung tersebut dibangun oleh ITD-CREC, usaha patungan antara Italian-Thai Development Plc dan China Railway Number 10 Thailand Co. Pihak berwenang akan menyelidiki lebih lanjut keterlibatan China Railway Number 10, yang diduga mungkin menggunakan pemegang saham proksi dari Thailand dalam struktur kepemilikan perusahaan.
Menteri Perindustrian Thailand, Akanat Promphan, menyatakan bahwa pihak berwenang akan terus mengumpulkan lebih banyak sampel baja dan bekerja sama dengan tim penyelidik untuk mengetahui penyebab keruntuhan gedung ini. Pemeriksaan lebih lanjut diharapkan dapat memberikan gambaran lebih jelas mengenai peran gempa dan kualitas material dalam insiden tragis ini.
Penulis : Ygy
Sumber : CNNIndonesia