Nasional

Inovasi Warga Pekanbaru Sulap Sampah Plastik Menjadi BBM Solar

0
Please log in or register to do it.

Berawal dari kegelisahan yang melihat kondisi sampah semakin parah di Kota Pekanbaru, Aldia Warga Kota Pekanbaru, di Kelurahan Agrowisata, Kecamatan Rumbai, bersama rekan-rekan lainnya berinovasi dan berhasil menyulap sampah menjadi energi alternatif. sampah plastik diubah menjadi bahan bakar minyak jenis solar.

Aldi berpikir bagaimana caranya agar sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Dengan mesin pirolisis yang didapatkan ditempat bank sampah di Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah (Jateng). Dari hubungan kemitraan, akhirnya mesin tersebut dibawa ke Kota Pekanbaru dan dioperasikan.

“Ide awalnya kita melihat situasi sampah di Kota Pekanbaru yang makin parah. Bersama pengurus yang lain, kami berpikir bagaimana caranya mengurangi sampah plastik. Dari situ muncullah ide mendatangkan mesin pirolisis,” ujar Aldi, yang juga operator mesin itu, Sabtu (9/8/2025).

Aldi mengatakan, plastik yang diolah hanya plastik tertentu. Yakni plastik kering, botol, kantong plastik atau styrofoam yang hanya bisa diproses ke mesin pirolisis

“Jadi tidak semuanya bisa, plastik berlapis aluminium foil, seperti bungkus makanan ringan harus disisihkan,” katanya.

Dijelaskannya, tahapan awal dalam pengolahan itu, dimulai dengan memasukkan plastik ke dalam reaktor, bukan dibakar langsung. Proses ini berlangsung secara bertahap. Dimana, 30 kilogram tahap pertama, 30 kilogram tahap kedua dan 40 kilogram tahap terakhir.

“Dibagi tiga tahapan karena menyesuaikan kapasitas mesin yang mencapai 100 kilogram per hari,” jelasnya.

Dari 100 kilogram plastik itu, dilanjutkannya, menghasilkan 80 sampai 85 liter bahan bakar sejenis solar.

“Dari 100 kilogram plastik, kami bisa dapat 80 sampai 85 liter bahan bakar, tergantung kadar airnya,” lanjutnya.

Diterangkannya, bahan bakar sejenis solar itu, dapat digunakan untuk mesin diesel. Seperti traktor pertanian dan mobil pribadi. Olehnya, bahan bakar itu diberi nama Petasol.

“Dari hasil uji laboratorium BRIN dan Migas, menunjukkan kualitasnya setara dengan solar dari Pertamina, dengan cetan number 54,2 dan kandungan sulfur 23,6,” terangnya.

Bahkan, Aldi pun sudah mencoba Petasol itu ke sebuah mobil pick-up bermesin diesel. Hasilnya, tanpa gangguan dan hambatan, mobil tersebut hidup dan jalan dengan lancar.

Aldi mengklaim, dalam sebulan, mampu memproduksi sekitar 1,2 ton Petasol. Dimana, pasokan sampah plastik itu sebagian besar datang dari bank-bank sampah di Kota Pekanbaru. 

Lebih lanjut Adi mengatakan, dengan adanya Petasol ini, akan bermanfaat bagi masyarakat kedepannya, khususnya petani-petani yang menggunakan traktor. Oleh pihaknya, Petasol dihargai Rp10 ribu per liter.

“(Petasol) ini menjadi alternatif atau pilihan bagi petani. Harganya cuma Rp10 ribu per liter,” ujar Aldi lagi.

Aldi mengklaim, Petasol di mesin diesel dapat berjalan dengan baik dan lancar. Namun, tantangan Petasol kedepan adalah pemasarannya.

“Banyak masyarakat belum tahu kalau plastik bisa jadi bahan bakar. Kadang mereka tidak percaya, sampai kami tunjukkan hasilnya,” tuturnya.

Bagi Aldi, tumpukan sampah yang biasanya menjadi masalah, bisa berubah menjadi sumber energi yang dapat membantu masyarakat, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, dan tentu saja mengurangi pencemaran lingkungan.

“Kalau dulu plastik hanya jadi beban, sekarang dia bisa jadi penyelamat,” ungkapnya.

Mahkota dan Pedang Kesultanan Siak Yang Dipamerkan, Jadi Pusat Perhatian.

Reactions

0
0
0
0
0
0
Already reacted for this post.

Reactions

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

GIF

CAPTCHA ImageChange Image