
Riuh Online — Iran meluncurkan serangan rudal ke Pangkalan Udara Al Udeid, markas militer Amerika Serikat (AS) di Qatar, pada Senin (23/6/2025). Meski tidak ada korban jiwa, serangan ini memicu kekhawatiran akan eskalasi konflik lebih luas di kawasan Timur Tengah.
Presiden AS Donald Trump menyebut serangan Iran itu sebagai “respons yang sangat lemah” terhadap serangan udara Amerika sebelumnya ke fasilitas nuklir bawah tanah Iran. Meski begitu, Trump mengapresiasi langkah Iran yang disebut telah memberikan peringatan dini kepada AS dan otoritas Qatar sebelum serangan terjadi. “Saya ingin berterima kasih kepada Iran karena telah memberi kami pemberitahuan lebih awal. Itu memungkinkan tidak ada nyawa yang hilang dan tidak ada yang terluka,” ujar Trump di platform Truth Social, dikutip dari detik.com, Selasa (24/6/2025).
Iran disebut menembakkan 14 rudal ke pangkalan militer tersebut, namun seluruhnya berhasil ditangkis sistem pertahanan AS. Menlu Iran, Abbas Araghchi, menegaskan bahwa Iran siap mengambil langkah lanjutan bila AS kembali melakukan agresi. Namun, aksi balasan ini justru menuai kecaman dari sejumlah negara Arab seperti Qatar, Arab Saudi, UEA, Kuwait, dan Irak. Qatar, sebagai tuan rumah pangkalan, menganggap serangan itu mencederai hubungan bilateral.
Sementara itu, di hari yang sama, militer Israel mengklaim telah melancarkan gelombang serangan udara terluas terhadap berbagai target di Iran, termasuk sebuah penjara di Teheran yang disebut menahan lawan politik pemerintah. Di tengah ketegangan tersebut, harga minyak dunia justru turun 7 persen, menunjukkan minimnya kekhawatiran pasar terhadap potensi gangguan suplai dari kawasan Teluk.
Penulis : E Sains