
Riuh Online — Israel diperkirakan tak akan mampu bertahan dalam perang berkepanjangan melawan Iran. Menurut laporan The Washington Post yang dikutip Merdeka.com pada Rabu (19/6/2025), sistem pertahanan rudal Israel terancam runtuh dalam hitungan hari jika tak segera mendapat pasokan ulang atau intervensi militer langsung dari Amerika Serikat (AS).
Sejumlah pejabat intelijen AS dan Israel menyebutkan, tanpa dukungan tambahan, Israel hanya mampu mempertahankan sistem pertahanan udaranya selama 10 hingga 12 hari. “Mereka harus mulai memilih target mana yang ingin dicegat,” ungkap seorang sumber kepada media tersebut. Ia menambahkan bahwa sistem pertahanan sudah dalam kondisi kewalahan.
Perkiraan ini sejalan dengan analisis dari akun intelijen sumber terbuka (OSINT) yang memprediksi bahwa pada hari ke-18 perang, rentetan rudal balistik Iran bisa menembus sistem pertahanan berlapis Israel secara signifikan. Penetrasi tersebut dipicu oleh penggunaan rudal pencegat yang intens dan persediaan yang mulai menipis.
Tak hanya dari sisi teknis, tekanan juga datang dari sisi finansial. Media keuangan Israel The Marker melaporkan, biaya operasional sistem pertahanan rudal bisa mencapai 1 miliar shekel atau sekitar Rp 4,6 triliun per malam. Sistem seperti Arrow-2 dan Arrow-3 masing-masing menelan biaya sekitar USD 3 juta (sekitar Rp 49 miliar) per rudal.
Tanda-tanda melemahnya sistem pertahanan ini mulai terlihat saat Israel gagal mencegat serangan rudal Iran yang menargetkan fasilitas milik Direktorat Intelijen Militer (Aman) pada Selasa (17/6). Dalam upaya terakhir, rudal Tamir dari sistem Iron Dome diluncurkan, namun gagal menghentikan serangan.
Analis strategis Israel, Efraim Inbar, mengibaratkan upaya tersebut seperti “menembak kereta perang dengan pistol kaliber 9 milimeter,” menyoroti keterbatasan Iron Dome dalam menghadapi rudal balistik jarak jauh milik Iran.
Iron Dome sendiri memang dirancang untuk menangkis serangan roket jarak dekat, terutama dari Gaza. Karena itu, sistem ini dianggap hampir tidak efektif terhadap ancaman dari rudal Iran yang melaju di lapisan atas atmosfer.
Penulis : E Sains