(Riuhonline) – Gencatan senjata yang berlaku di Jalur Gaza telah membawa secercah harapan bagi warga setempat, memberikan kesempatan untuk perlahan-lahan memulihkan kehidupan setelah berbulan-bulan didera konflik. Pada Ahad (19/1/2025), warga Palestina merayakan berakhirnya agresi dengan membuka kembali toko-toko dan kedai di berbagai penjuru kota, menandai awal dari kehidupan yang lebih tenang.
Gencatan senjata yang mulai berlaku sejak pukul 11.15 pagi waktu setempat ini membuka jalan bagi masuknya bantuan kemanusiaan dari Mesir. Truk-truk yang membawa pasokan vital mulai berdatangan untuk membantu memenuhi kebutuhan dasar masyarakat yang telah lama terisolasi akibat blokade dan serangan.
Dalam upaya menjaga stabilitas, ribuan personel kepolisian Palestina telah dikerahkan di seluruh wilayah Gaza untuk memastikan keamanan dan ketertiban. “Kami telah menyusun rencana untuk menjamin keamanan di seluruh Gaza,” ujar Direktur Jenderal Kantor Media Pemerintah Gaza, Ismail Al-Thawabta. Sementara itu, upaya pembersihan puing-puing yang menutupi jalan-jalan utama terus dilakukan agar infrastruktur kota dapat kembali berfungsi.
Rasa lega dan harapan pun menyelimuti warga Gaza. “Kami sangat bahagia akhirnya bisa merasakan ketenangan setelah perang yang panjang ini,” ujar salah seorang warga dengan penuh haru.
Gencatan senjata yang dicapai melalui mediasi Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat ini diharapkan menjadi langkah awal menuju perdamaian yang berkelanjutan. Kesepakatan yang berlaku selama 42 hari ini tidak hanya bertujuan menghentikan pertempuran, tetapi juga membuka negosiasi tahap kedua untuk membahas pembebasan sandera yang tersisa, gencatan senjata permanen, serta penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.
Selain itu, rencana tahap ketiga dari kesepakatan ini mencakup rekonstruksi Gaza dan pengakhiran blokade yang telah berlangsung selama bertahun-tahun, memberikan kesempatan bagi warga untuk kembali membangun masa depan mereka. Pusat koordinasi di Kairo akan dibentuk oleh para mediator guna memastikan kesepakatan ini berjalan dengan baik.
Gencatan senjata kali ini menjadi yang kedua sejak konflik meletus pada 7 Oktober 2023. Sebelumnya, kesepakatan serupa pernah diterapkan pada November 2023, meskipun hanya berlangsung selama enam hari. Kini, harapan kembali tumbuh bahwa gencatan senjata yang lebih panjang dapat membawa perubahan positif bagi warga Gaza dan kawasan sekitarnya.