
Riuh Online — Mantan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, telah didiagnosis menderita kanker prostat stadium lanjut yang ganas. Informasi ini disampaikan melalui pernyataan resmi dari kantornya pada Minggu (18/5/2025).
Seperti dikutip dari Reuters (19/5/2025), kanker tersebut diketahui telah menyebar ke tulang, sebuah kondisi medis yang dikenal sebagai kanker metastatik atau kanker stadium 4. Biden, yang kini berusia 82 tahun, menerima diagnosis tersebut pada hari Jumat setelah mengalami gangguan saat buang air kecil.
Saat ini, Biden dan keluarganya tengah berkonsultasi dengan tim dokter untuk menentukan pilihan pengobatan terbaik. Kantor Biden menyatakan bahwa meskipun bentuk kanker ini tergolong agresif, hasil awal menunjukkan kanker tersebut cukup responsif terhadap terapi hormon, yang memungkinkan penanganan yang relatif efektif.
“Kanker ini tampaknya sensitif terhadap hormon, memungkinkan pendekatan pengobatan yang lebih efektif,” tulis pernyataan resmi, sebagaimana dikutip oleh CNN.
Berdasarkan data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), dari 236.659 kasus kanker prostat yang terdiagnosis pada tahun 2021, sekitar 70 persen ditemukan pada tahap awal, sebelum kanker menyebar ke luar prostat. Hanya sekitar 8 persen yang sudah berada dalam stadium lanjut saat pertama kali didiagnosis, seperti dikutip dari laporan Washington Post.
Lebih lanjut, kantor Biden menyebutkan bahwa kanker tersebut mendapat skor 9 dari 10 dalam sistem penilaian Gleason, sebuah indikator utama dalam menilai keganasan kanker prostat.
“Skor sembilan menunjukkan risiko sangat tinggi,” ujar Dr. Herbert Lepor, seorang ahli urologi dari NYU Langone, seperti dilaporkan oleh NBC News. Namun, ia juga menambahkan bahwa banyak pria dengan kanker stadium lanjut dapat hidup lima hingga sepuluh tahun atau bahkan lebih lama.
Dr. Chris George, direktur medis dari Northwestern Health Network, juga menyatakan bahwa meskipun kanker stadium 4 tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, ada berbagai bentuk terapi untuk memperlambat penyebarannya. “Kami memiliki banyak pilihan, mulai dari terapi hormon, radiasi, hingga obat-obatan baru yang bisa memperpanjang harapan hidup pasien,” kata George, dikutip dari ABC News.
Kesehatan Biden memang menjadi perhatian publik selama masa jabatannya sebagai Presiden AS dari tahun 2021 hingga 2025, terutama setelah ia mengumumkan tidak mencalonkan diri kembali pada Juli tahun lalu, menyusul penampilan debat yang dianggap buruk melawan Donald Trump.
Menariknya, Trump yang kini menjabat sebagai Presiden AS, menyampaikan simpati atas kondisi Biden. “Melania dan saya bersedih mendengar diagnosis medis terbaru Joe Biden,” tulis Trump dalam unggahannya di platform Truth Social, seperti dikutip dari Fox News. “Kami menyampaikan harapan terbaik kepada Jill dan keluarga, dan mendoakan Joe agar cepat pulih.”
Dukungan juga datang dari mantan Wakil Presiden Kamala Harris. “Joe adalah seorang pejuang dan saya tahu dia akan menghadapi tantangan ini dengan kekuatan, ketahanan, dan optimisme seperti yang selalu ia tunjukkan,” ujarnya dalam pernyataan resmi yang dikutip dari CBS News.
Joe Biden menjadi Presiden AS tertua yang terpilih saat mengalahkan Trump pada Pilpres 2020. Namun pada Pemilu 2024, Trump yang kini berusia 78 tahun memecahkan rekor itu setelah mengalahkan Kamala Harris dan kembali ke Gedung Putih.
Sebelum pengumuman diagnosis kanker ini, beberapa tokoh Partai Demokrat telah menyuarakan keprihatinan terkait pencalonan Biden pada pemilu sebelumnya. “Merupakan kesalahan bagi Demokrat karena tidak mendengarkan para pemilih sebelumnya,” kata Senator Chris Murphy dalam program Meet the Press di NBC, hanya beberapa jam sebelum berita penyakit Biden dirilis.
Setelah meninggalkan Gedung Putih, Biden memang jarang tampil di hadapan publik. Namun, pada April lalu, ia sempat memberikan pidato tentang pentingnya program Jaminan Sosial dan membantah tuduhan penurunan kognitif yang dimuat dalam dua buku terbaru. “Mereka salah,” ujarnya dalam acara The View, seperti dikutip oleh New York Times.
Joe Biden juga dikenal memiliki pengalaman pribadi menghadapi kanker. Ia kehilangan putranya, Beau Biden, karena kanker otak pada tahun 2015. Tragedi itu menjadi salah satu motivasi utama di balik peluncuran kembali program Cancer Moonshot pada tahun 2022, dengan target mengurangi tingkat kematian akibat kanker hingga 50 persen dalam 25 tahun ke depan.
Kini, dengan diagnosis kanker prostat stadium lanjut yang menimpanya, Biden menghadapi perjuangan pribadi yang berat. Namun banyak pihak meyakini bahwa ia akan menghadapi tantangan ini dengan semangat yang sama seperti yang telah ia tunjukkan selama puluhan tahun kariernya di dunia politik.
Penulis : E Sains