
Riuh Online — Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato tegas dalam pembukaan pameran foto Guntur Soekarnoputra di Galeri Nasional Indonesia, Sabtu (7/6/2025). Dalam sambutannya, ia mengingatkan kembali peran vital Proklamator RI Soekarno sekaligus mengkritik generasi muda, terutama perempuan, yang dinilai terlalu fokus pada penampilan ketimbang pengembangan diri.
“Tanpa Proklamasi, Kita Mungkin Masih Jadi Budak”
Megawati menegaskan bahwa kemerdekaan Indonesia tidak akan terwujud tanpa keberanian Soekarno memproklamasikannya pada 17 Agustus 1945.
“Ingat, kalau tidak ada yang berani menyuarakan proklamasi, kemerdekaan itu tidak akan ada. Kalian ini mungkin masih jadi budak-budak,” ujarnya, dikutip dari CNN Indonesia (7/6/2025).
Pernyataan ini ia sampaikan untuk menekankan pentingnya menghargai sejarah perjuangan bangsa.
Kritik Pedas untuk Generasi Muda: “Jangan Hanya Glowing, Harus Pintar!”
Mantan Presiden RI itu juga menyoroti fenomena generasi muda, khususnya perempuan, yang ia nilai terlalu sibuk mempercantik diri tanpa memperdalam kapasitas intelektual. Megawati membandingkannya dengan pencapaiannya sebagai satu-satunya presiden perempuan Indonesia.
“Kenapa saya bisa jadi presiden satu-satunya perempuan yang pernah menjabat saya juga tidak tahu apakah nanti akan ada lagi atau tidak. Tapi sekarang saya lihat, perempuan banyak yang hanya sibuk mejeng. Boleh saja tampil glowing, masyaAllah, tapi jangan lupa juga harus pintar,” kata Megawati, seperti dilaporkan Kompas.com (8/6/2025).
Respons Publik: Dukungan dan Kritik
Pernyataan Megawati memicu perdebatan di media sosial. Sebagian netizen mendorong generasi muda untuk lebih memprioritaskan pendidikan, sementara yang lain menilai kritik tersebut terlalu menyamaratakan.
“Ibu Mega benar, kemerdekaan harus diingat, dan generasi muda harus lebih serius membangun bangsa,” tulis akun @Nasionalis1945 di Twitter.
Di sisi lain, akun @FeminisID menanggapi: “Tuntutan pada perempuan selalu dilematis: disuruh cantik tapi juga dituntut pintar. Lingkungan yang belum sepenuhnya adil juga perlu dikritik, bukan hanya menyalahkan anak muda.”
Penulis : E Sains