
Riuh Online — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memberikan penjelasan resmi terkait penghentian sementara operasi PT Gag Nikel di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya. “Lokasi tambang ini berada di Pulau Gag, sekitar 30-40 kilometer dari ikon wisata Piaynemo. Jadi tidak tepat di lokasi wisata utama,” tegas Bahlil dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (11/6/2024).
Keputusan penghentian sementara ini diambil setelah pemerintah menerima laporan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tentang potensi dampak lingkungan. “Kami menemukan beberapa indikasi perubahan kualitas air yang perlu ditindaklanjuti,” jelas Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran KLHK, Karliansyah, seperti dikutip dari laporan resmi KLHK.
PT Antam Tbk selaku induk perusahaan PT Gag Nikel menyatakan kesiapan untuk bekerjasama dengan pemerintah. “Kami akan memenuhi semua prosedur evaluasi yang diperlukan,” ujar Direktur Utama PT Antam, Nico Kanter, melalui siaran pers resmi perusahaan.
Namun, kelompok lingkungan tetap menyuarakan kekhawatiran. “Pulau Gag secara ekologis masih bagian dari gugusan Raja Ampat. Kami minta ada audit lingkungan yang independen,” kata Aiesh Rumbekwan dari Walhi Papua Barat kepada media.
Tim gabungan dari ESDM, KLHK, dan pemerintah daerah kini tengah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap operasi pertambangan tersebut. Hasil evaluasi diharapkan dapat menjadi acuan bagi keputusan lebih lanjut mengenai kelanjutan operasi PT Gag Nikel di kawasan yang dikenal sebagai salah satu destinasi wisata bahari terbaik dunia ini.
Penulis : E Sains