
Riuh Online — Langkah Amerika Serikat menyerang tiga fasilitas nuklir milik Iran pada Minggu (22/6) waktu setempat memicu respons beragam dari para pemimpin dunia. Serangan yang dilakukan atas perintah Presiden Donald Trump ini mendapat pujian dari sekutu terdekatnya, Israel, namun menuai kekhawatiran dan kecaman dari berbagai negara serta lembaga internasional.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyambut keputusan Trump dengan antusias. “Keputusan berani Anda akan tercatat dalam sejarah. Ini adalah tindakan tegas untuk mencegah rezim paling berbahaya mendapatkan senjata paling berbahaya,” ujarnya seperti dikutip Reuters.
Namun, nada berbeda datang dari Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres. Ia menyatakan keprihatinan mendalam atas eskalasi ini. “Serangan AS terhadap Iran hari ini adalah ancaman langsung terhadap perdamaian internasional. Dunia tidak butuh konflik militer—diplomasi adalah satu-satunya jalan,” kata Guterres.
Peringatan serupa juga datang dari Menteri Luar Negeri Selandia Baru, Winston Peters. Ia mendesak semua pihak agar menahan diri. “Tindakan militer berkelanjutan di Timur Tengah sangat mengkhawatirkan. Hanya diplomasi yang bisa membawa solusi jangka panjang,” ujarnya.
Sikap hati-hati juga disampaikan oleh pemerintah Australia. Lewat juru bicaranya, Australia menyatakan bahwa meski program nuklir Iran memang mengkhawatirkan, namun saat ini yang paling penting adalah menurunkan ketegangan dan kembali berdialog.
Di sisi lain, beberapa negara Amerika Latin justru menyampaikan kecaman keras. Menteri Luar Negeri Venezuela, Yvan Gil, menyebut serangan tersebut sebagai “agresi militer” yang dilakukan atas desakan Israel, dan menuntut penghentian permusuhan. Sementara itu, Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel menganggap tindakan AS melanggar Piagam PBB dan membahayakan umat manusia.
Meksiko, dalam pernyataan resminya, mengajak semua pihak untuk mengedepankan diplomasi. “Koeksistensi damai antarnegara adalah prioritas utama. Kami menyerukan segera dimulainya dialog yang konstruktif,” tegas pernyataan Kementerian Luar Negeri Meksiko.
Situasi di Timur Tengah kini menjadi sorotan dunia internasional, yang berharap agar ketegangan tidak berkembang menjadi konflik yang lebih luas.
Penulis : E Sains