Internasional

Trump Ancam Tambah Tarif 10% bagi Negara Pendukung BRICS, Indonesia Terimbas?

15
Please log in or register to do it.

Riuh Online — Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengancam akan memberlakukan tarif tambahan sebesar 10% terhadap negara mana pun yang mendukung apa yang ia sebut sebagai “kebijakan anti-Amerika” dari kelompok BRICS. Pernyataan ini disampaikan Trump beberapa jam setelah penutupan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS yang digelar di Rio de Janeiro, Brasil, Minggu (6/6/2025).

“Setiap negara yang mendukung kebijakan anti-Amerika dari BRICS akan dikenakan TARIF TAMBAHAN SEBESAR 10%. Tidak ada pengecualian. Terima kasih atas perhatian Anda!” tulis Trump di platform Truth Social, dikutip dari detik.com.

Meski tidak merinci apa yang dimaksud dengan “kebijakan anti-Amerika”, ancaman ini disampaikan setelah BRICS mengeluarkan deklarasi bersama yang secara tidak langsung mengkritik kebijakan tarif dan pendekatan unilateral AS. Dalam dokumen akhir tersebut, BRICS menyuarakan keprihatinan atas meningkatnya proteksionisme dan lonjakan tarif global yang dianggap bertentangan dengan prinsip perdagangan bebas dan aturan WTO.

BRICS Kian Menguat, AS Meradang?

BRICS—yang kini terdiri dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan—telah berekspansi dengan menambah anggota baru seperti Indonesia, Iran, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Etiopia. Kelompok ini kini mewakili lebih dari separuh populasi dunia dan sekitar 40% output ekonomi global.

Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, menyebut BRICS sebagai “pewaris Gerakan Non-Blok” dan menyerukan reformasi lembaga-lembaga internasional yang selama ini didominasi negara Barat. “Ketika multilateralisme diserang, otonomi kita kembali dipertaruhkan,” kata Lula dalam pidato pembukaan KTT.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Airlangga Hartarto, hadir di KTT mewakili Presiden Prabowo Subianto. Ia dijadwalkan melanjutkan perjalanan ke Amerika Serikat pada Senin (7/7/2025) untuk melakukan negosiasi tarif.

Ketegangan Meningkat, Investasi dan Perdagangan Terancam

Pernyataan Trump datang di tengah upaya pemerintah AS merampungkan kesepakatan dagang menjelang tenggat 9 Juli 2025, ketika tarif balasan dari beberapa negara mitra akan mulai berlaku. Ancaman tarif terhadap negara pendukung BRICS dikhawatirkan akan memperparah ketegangan geopolitik dan memicu pembalasan dagang lebih luas.

Sementara itu, dalam deklarasi BRICS, negara-negara anggota menyoroti pentingnya reformasi dalam sistem perdagangan multilateral, memperkuat kerja sama kesehatan global, serta pengawasan terhadap kecerdasan buatan (AI) dan perlindungan data.

Komentar dan Sikap Beragam

Profesor Ana Garcia dari Universitas Federal Pedesaan Rio de Janeiro menilai Brasil sengaja menjaga agar KTT BRICS tidak terlalu kontroversial guna menghindari konfrontasi langsung dengan AS. “Brasil ingin menghindari kerusakan dan menjaga stabilitas ekonomi nasional,” ujarnya.

Meski demikian, tekanan dari Washington tetap menjadi perhatian utama banyak negara peserta KTT, terutama bagi anggota baru seperti Indonesia dan UEA yang memiliki kepentingan strategis dengan AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita riuh.online WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vb7HIzq7IUYcp9D91b2Y . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Penulis : Ygy

BlackBerry Klasik Hidup Kembali: Titan 2 dan Zinwa Q25 Tawarkan Nostalgia QWERTY dengan Rasa Android Modern
Presiden Prabowo Salurkan Bantuan 10.000 Ton Beras untuk Palestina, Diserahkan Langsung oleh Mentan

Reactions

0
0
0
0
0
0
Already reacted for this post.

Reactions

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

GIF

CAPTCHA ImageChange Image